Mechanical - Electrical Engineering

Hosting Unlimited Indonesia

Rabu, 28 September 2011

Struktur Jaringan Tegangan Menengah


Struktur jaringan tegangan menengah dapat dikelompokkan dalam lima model, yaitu : 

Jaringan Radial 

Sistem distribusi dengan pola Radial adalah sistem distribusi yang paling sederhana dan ekonomis. Pada sistem ini terdapat beberapa penyulang yang menyuplai beberapa gardu distribusi tetapi penyulang ini tidak saling berhubungan. Kerugian tipe jaringan ini apabila jalur utama pasokan terputus maka seluruh penyulang akan padam. Kerugian lain mutu tegangan pada gardu distribusi yang paling akhir kurang baik, hal ini dikarenakan besarnya rugi-rugi pada saluran.


Jaringan Hantaran Penghubung (Tie Line) 

Sistem ini memiliki minimal dua penyulang sekaligus dengan tambahan Automatic Change Over / Automatic Transfer Switch, setiap penyulang terkoneksi ke gardu pelanggan khusus tersebut, sehingga bila salah satu penyulang mengalami gangguan maka pasokan listrik akan dipindah ke penyulang lain.


Jaringan Lingkaran (Loop) 


Pada sistem ini terdapat penyulang yang terkoneksi membentuk loop atau rangkaian tertutup untuk menyuplai gardu distribusi. Gabungan dari dua struktur radial menjadi keuntungan pada pola loop karena pasokan daya lebih terjamin dan memiliki keandalan yang cukup.



Jaringan Spindle 

Sistem spindle adalah suatu pola konfigurasi jaringan dari pola radial dan ring. Spindle terdiri dari beberapa penyulang (feeder) yang tegangannya diberikan dari gardu induk dan tegangan tersebut berakhir pada gardu hubung (GH). Pada sebuah spindle biasanya terdiri dari beberapa penyulang aktif dan sebuah penyulang cadangan (express) yang akan dihubungkan melalui gardu hubung.




Jaringan Gugus atau Kluster 

Dalam sistem ini terdapat saklar pemutus beban dan penyulang cadangan, dimana penyulang ini berfungsi bila ada gangguan yang terjadi pada salah satu penyulang konsumen maka penyulang cadangan inilah yang menggantikan fungsi supply kekonsumen.


Jumat, 09 September 2011

Sejarah Programmable Logic Controller

PLC pertama kali diperkenalkan pada tahun 1960-an. Alasan utama perancangan PLC adalah untuk menghilangkan beban ongkos perawatan dan penggantian system control mesin berbasis relay. Bedford Associates (Bedford, MA) mengajukan usulan yang diberi nama MODICON (Modular Digital Conntroller) untuk perusahaan-perusahaan mobil di Amerika. Sedangkan perusahaan lain mengajukan system berbasis computer. Modicon 084 merupakan PLC pertama di dunia yang digunakan pada produk komersil. 

Modicon 084
Saat kebutuhan produksi berubah maka demikian juga dengan system control-nya. Hal ini menjadi sangat mahal jika perubahannya terlalu sering. Karena relay merupakan alat mekanik, maka tentu saja memiliki umur atau masa penggunaan terbatas, yang akhirnya membutuhkan jadwal perawatan yang ketat. Pelacakan kerusakan atau kesalahan menjadi cukup membosankan jika banyak relay yang digunakan. Bayangkan saja sebuah panel control yang dilengkapi dengan monitor ratusan hingga ribuan relay yang terdapat pada system control tersebut.Bagaimana kompleksnya melakukan pengkabelan pada relay-relay tersebut. 

Pada pertengahan tahun 1970-an, teknologi PLC yang dominan adalah sekuenser mesin kondisi dan CPU berbasis bit-slice. Prosesor AMD 2901 dan 2903 cukup popular digunakan dalam MODICON dan PLC A-B. Microposesor konvensional kekurangan daya dalam menyelesaikan secara cepat logika PLC untuk semua PLC, kecuali PLC kecil. Setelah mikroposesor konvensional mengalami perbaikan dan pengembangan, PLC yang besar-besar mulai banyak menggunakannya. Hingga saat ini ada yang masih berbasis pada AMD 2903. Kemampuan komunikasi pada PLC mulai muncul pada awal-awal tahun 1973. Sistem yang pertama adalah Modbusnya MODICON.

Dengan demikian PLC bisa melakukan komunikasi dengan PLC lain dan bias ditempatkan lebih jauh dari lokasi mesin sesungguhnya yang dikontrol. Sekarang, kemampuan komunikasi ini dapat digunakan untuk mengirimkan dan menerima berbagai macam tegangan untuk membolehkan dunia analog ikut terlibat. Sayangnya, kurangnya standarisasi mengakibatkan komunikasi PLC menjadi mimpi buruk untuk protocol-protokol dan jaringan-jaringan yang tidak compatible. Tetapi bagaimanapun juga, saat itu merupakan tahun yang hebat untuk PLC.

Pada tahun 1980-an dilakukan usaha untuk menstandarisasi komunikasi dengan protocol otomasi pabrik milik General Motor (General Motor’s Manufacturing Outomation Protocaol (MAP)). Juga merupakan waktu untuk memperkecil ukuran PLC dan pembuatan perangkat lunak pemrograman melalui pemrograman simbolik dengan computer PC dari pada terminal pemrogram atau penggunaan pemrogram genggam (handheld programmer). Sekarang PLC terkecil seukuran dengan sebuah control relay tunggal (seperti produk ZEN Programmable Relay dari Omron). Tahun 1990-an dilakukan reduksi protocol baru dan modernisasi lapisan fisik dari protocol-protokol popular yang bertahan pada tahun 1980-an. Standart terakhir (IEC 1131-3) berusaha untuk menggabungkan bahasa pemrograman PLC dibawah satu standart international. Sekarang bias dijumpai PLC-PLC yang dapat diprogram dalam diagram fungsi blok, daftar instruksi,  dan teks terstruktur pada saat bersamaan.